Misteri Dibalik Kawah Candradimuka

Misteri Dibalik Kawah Candradimuka

Misteri dibalik kawah Candradimuka. Kawasan dataran tinggi Dieng sepertinya selalu sukses menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Udara sejuk dan pemandangan alamnya yang indah tak lepas dari fenomena meletusnya gunung purba Dieng berabad-abad yang lalu. Fenomena tersebutlah yang menyebabkan banyaknya kawah di Kawasan Dieng salah satunya kawah Candradimuka.

 

Mitos mengenai sosok Gatotkaca yang pernah dipotong tali pusarnya Ketika masih kecil. Di sini Candradimuka sendiri diartikan sebagai tempat pengemblengan dosa.

 

Gatutkaca pun pernah dicuburkan di sini untuk penghapusan segala dosanya, tapi apakah Candradimuka yang dimaksud dalam cerita wayang tersebut adalah kawah ini atau kawah lain ?

 

Sikap story mengungkap rahasia dibalik cerita

Secara geografis kawah Candradimuka masuk ke dalam desa Oekasiran kecamatan Batur Banjarnegara. Dari pusat titik 0 kilometer Dieng diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk mencapainya.

 

Selain rutin mengeluarkan suara gemuruh, salah satu daya tarik kawah Candradimuka adalah air kawah kerap berubah warnanya terkadang berwarna biru abu-abu, bahkan sampai berwarna putih. Panorama tebing tinggi di sekeliling kawah juga tak kalah menajubkan.

 

Perbedaan Kawah Gunung dengan Kawah Candradimuka Dieng

Berbeda dengan kawah gunung berapi kawah Candradimuka sendiri berupa ratakan tanah yang secara aktifmenghasilkan solfatara atau asap yang mengeluarkan gas dari belerang.

 

Kalau mungkin kita ke Merapi hanya satu kawah kan. Ketika kita berada di puncaknya dan dapat melihat kawah gunungnya sangat luas. Kawah Candradimuka letusan dalam Sejarah itu menimbulkan lubang-lubang yang sangat banyak, terbentuk akibat adanya sebuah letusan gunung pagar kendang kalah di ketinggian 1,800-an meter di atas laut.

 

Kawah ini masih aktif sampai sekarang, material air di bawah kawah suhunya bisa mencapai 100 derajat celcius.

 

Candradimuka Ketika Musim Kemarau

Pada tanggal 6 Desember 1954 terjadi letusan kreatif yang sangat besar. Di area kawah Candradimuka Dieng pengunjung dapat melihat kepundan dari jarak paling dekat dengan bibir kawah. Tetapi Ketika musim kemarau airnya berkurang sehingga loncatan air atau bualan air kawah itu semakin tinggi, nah Ketika itu air berubah menjadi lumpur.

 

Menurut Surip kepala pos pengamatan gunung api Dieng, paling bahaya adalah kandungan kimia yang ikut tersembur dari bibir kawah, sehingga himbauan selalu dilakukan bagi Masyarakat sekitar ataupun pengunjung.

 

Kandungan gunung api itu ada 3 yaitu

  1. Bom adalah batu padat yang sangat besar ukurannya, itu berada di material di bawah gunung api
  2. Lapilli yaitu yang berbentuk kerikil
  3. Sharing yang berbentuk aku terdapat kandungan kimia h2s, so2, dan CO2.

 

Mitos Kawah Candradimuka

Meski begitu ada mitos yang mencaut di balik kawah Candradimuka. Seorang kesatria yang tidak diinginkan kelahirannya justru mendapat kesaktian di tempat ini Gatutkaca yang lahir dari Rahim raksasa Bernama Arimbi dan putra Bima atau Werkudara.

 

Gatutkaca justru diceburkan ke dalam kawah gunung berapi. Jadi kalau Raden Gatutkaca itu sebenarnya dalam Sejarah memang tidak dikehendaki oleh Masyarakat.

 

Waktu masih kecil muka Gatutkaca bermuka raksasa setelah orang-orang tidak menghendaki dia harus dilempar ke kawah Candradimuka dan ditaruh besi-besi, di situ ada besi baja dan lain sebagainya.

 

Tapi setelah beberapa hari kemudian besi-besi itu sudah menghilang dan Raden Gatutkaca pun sudah menjadi besar, tapi kesaktiannya itu luar biasa.

 

Akibat peristiwa itu, tak disangka Gatutkaca menjadi sosok yang semakin sakti sehingga tak tertandingi, kekuatan yang dimiliki dalam konteks pewayangan.

 

Asal Usul Nama Candradimuka

Memang disebut beberapa kali meski begitu ada perbedaan arti dari kata yang sama tersebut. Dalam dunia pewayangan Jawa Candradimuka diartikan sebagai kawah dari gunung api jamur dipa, tempat pengemblengan para kesatria.

 

Beberapa pendapat menyebut jamur dipa sendiri berada dalam wilayah pegunungan Himalaya di bagian utara India. Sementara itu dalam konteks religi Candradimuka yang banyak ditulis sebagai Candragohmuko ini adalah sebuah tempat penyucian dosa. Antara kebetulan atau tidak di tempat ini terdapat dua kawah terpisah yang biasa dugunkan untuk ritual pembersihan dosa.

 

Dua kawat terpisah yang biasa di sebut Candra dan Muka ini mempunyai dua mata air panas dan uap belerang.

 

Mata Air Dingin

Uniknya terdapat mata air dingin yang berada tepat dengan aliran air panas, sayangnya mata air yang biasa disebut adem Semar itu tertutup oleh pagar kayu. Menurut Sumarno penjaga kawah, pagar tersebut hanya dibuka Ketika ada orang yang ingin melakukan ritual.

 

Meski dianggap keramat bagi Sebagian orang, dua mata air yang berbeda suhu tersebut dianggap lumrah/biasa. Menurut penjaga, seharusnya pengunjung lebih memperhatikan aspek keselamatan, pasalnya erupsi freatik atau luapan air panas yang pernah terjadi di tempat ini nyaris tak dapat diprediksi.

 

Itulah Misteri Dibalik Kawah Candradimuka, masih banyak kisah dibalik cerita tersebut yang perlu diambil hikmahnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *